Sidang Suap Unila, Musa Ahmad Akui Titip Saudara, IRT Tenteng Rp300 Juta dengan Ojol

Ilo
Ilo | Hukum
oleh

BANDAR LAMPUNG – Bupati Lampung Tengah Ahmad Musa tak menampik keterangan yang menyebutnya ikut ‘titip' calon mahasiswa pada mantan Rektor Unila Prof. Karomani.

Namun begitu, kata Musa, tak ada uang atau ‘infaq' yang diberikannya sebagai balas budi.

“Saya memang minta bantu, karena ada yang minta tolong saya untuk memasukan ke (Fakultas Kedokteran) Unila,” kata di Pengadilan Negeri (PN) Tanjungkarang, Selasa (7/3).

Musa tak mau menyebut siapa yang menitip tersebut.

“Ada lah, masih saudara,” katanya.

Baca Juga  Kereta Tabrak Bus, 4 Tewas dan Belasan Luka-luka, PT KAI: Sudah Diklakson Berulang

Diketahui, dihadirkan sebagai saksi oleh KPK dalam perkara suap PMB Unila dengan terdakwa eks Rektor Unila Karomani, eks Warek I Unila Heryandi dan eks Ketua Senat Unila Muhammad Basri.

Sementara dalam sidang hari yang sama, salah satu orang tua mahasiswa, Linda Fitri mengakui menyetorkan uang ratusan juta kepada oknum PNS Unila Pompi Pratama.

Uang yang dititip sebesar Rp300 juta agar anaknya bisa masuk Fakultas Kedokteran (FK) Unila jalur SBMPTN.

Menurut Linda waktu itu dia menghubungi Pompi yang merupakan PNS Unila agar anaknya bisa masuk FK Unila.

Baca Juga  Napi Anak Pembunuh Polisi yang Kabur Berhasil Ditangkap, ini Kata Kapolda Lampung

“Sering komunikasi via telepon, saya percaya karena sudah kenal lama sama dia. Di situ Pompi meminta uang sebesar Rp300 juta,” kata Linda dalam persidangan.

Ia menambahkan, jika uang tersebut tidak segera diberikan maka anaknya akan digeser sehingga tidak diterima masuk FK Unila.

Kemudian, ia menemui Pompi di Kecamatan Way Halim (depan Masjid Ad-Du'a). Dengan membawa uang tunai sebesar Rp300 juta, ia naik ojek online untuk diberikan kepada Pompi.

Baca Juga  Kereta Tabrak Bus, 4 Tewas dan Belasan Luka-luka, PT KAI: Sudah Diklakson Berulang

“Naik ojek bawa uang cash. Saya berikan kepada Pompi, katanya kalau gak segera diberikan sebelum penerimaan SBMPTN maka anak saya digeser,” katanya.

Beriringnya waktu, ia mendapat informasi bahwa anaknya masuk Fakultas Kedokteran. Setelah menerima informasi adanya Operasi Tangkap Tangan (OTT) ia baru mengetahui Pompi meminta bantuan adiknya Fajar Pramukti Putra, staf Unila.

“Setelah ada kabar OTT KPK dia ngomong (Pompi) minta bantuan adeknya Fajar, saya gak kenal sama Fajar,” katanya. (lpc)