Mission Impossible Thomas dan Uber Cup Pulang ke Indonesia

Ilo
Ilo | Sports
oleh

LAMPUNG – Indonesia berpeluang besar mengawinkan gelar Piala Thomas dan Piala Uber Tahun 2024. Meski harus diakui, itu bagaikan mission impossible.

Secara materi, Tim Thomas Indonesia punya kans lebih besar untuk menjadi juara. Baik tunggal maupun ganda Indonesia boleh dibilang sepadan dengan lawannya nanti di partai final, China.

Antony Ginting punya skill dan pengalaman untuk mengalahkan tunggal pertama China, Shi Yu Qie. Walau mungkin dengan perjuangan yang berat.

Begitu juga dengan melawan Lie Shi Feng. Jojo -panggilan Jonathan, pernah beberapa kali mengalahkannya

Yang agak berat di sektor ganda. China yang jadi tuan rumah punya pemain nomor satu dunia Liang W.K dan Wang C. Mereka amat sulit dikalahkan. Dan ganda putra pertama Indonesia, Fajar Alfian/Rian Ardanto (Fajri) pernah beberapa kali dikalahkan mereka

Begitu juga dengan ganda kedua China He J.T/Ren X Y juga amat kuat. Indonesia jelas berharap ganda kedua yang diturunkan (kemungkinan besar Leo/Martin) bisa menyumbang poin.

Beda dengan Thomas, Tim Uber Indonesia boleh dibilang (maaf) ‘mujur' masuk ke final. Mengalahkan Korsel yang timpang tanpa An She Young, dkk pun harus berjuang ekstra keras hingga pertandingan kelima dan akhirnya berhasil masuk final.

Memang, Gregoria punya kans mengalahkan Chen Yu Fei. Seperti yang pernah dilakukannya di Kumamoto Masters 2023.

Jorji -sapaan akrabnya- punya peluang merepotkan. Walau harus diakui Chen Yu Fei kenyang pengalaman dan belum kehilangan daya tempurnya.

Sementara Ester Wardoyo di tunggal kedua, meski sedang on-fire tapi lawannya nanti, He Bing Jiao boleh dibilang tak kalah ‘sakti' dari seniornya Chen Yu Fei.

Bing Jiao menduduki peringkat 6 dunia. Dan bahkan beberapa kali menjadi juara turnamen dunia.

Di sektor ganda tak kalah ‘ngeri'. Qing Chen/Jia Yi Fan merupakan ganda putri nomor satu dunia. Di sisi lain, Afiyani Rahayu dan Ramadanti Siti Fadia tak dalam kondisi bugar untuk melakukan perlawanan yang sepadan.

Demikian pun dengan ganda kedua, Liu S.S dan Zhang S.X punya rangking lebih baik dari Mayasari dan Ribka Sugiarto.

Kalau pun ada keajaiban, dan kemudian pertandingan kelima dimainkan. Komang Dewi juga dinilai ‘berat' mengalahkan Yan Hue yang saat ini ada di peringkat 7 dunia.

Namun demikian, lolosnya Uber Indonesia ke partai final sudah merupakan pencapaian yang luar biasa. Karena sudah 16 tahun tim putri kita tak pernah masuk semifinal, apalagi final.

Dan sebagai rakyat Indonesia pecinta bulutangkis, saya tentu berharap dua Piala Thomas dan Uber pulang ke Indonesia. (ilo)